permisiiiii..

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
hanya manusia biasa yang tidak sempurna tapi selalu ingin sesuatu yang luar biasa meskipun sampai harus ke luar angkasa.

Selasa, 22 November 2011

Kebenaran vs. Logika

Menarik!
Itulah kata yang bisa gw ucapkan saat diskusi mengenai sejarah kebudayaan Islam itu berjalan. Bukan hanya karena gw pribadi adalah seorang muslim, tapi juga karena gw merasa ada sebagian diri gw yang haus akan kebenaran. Jadi gw mohon maaf jika di sini gw ternyata tidak akan banyak membual tentang sejarah. Sama sekali.

Yah, kebenaran memang tidak selalu bisa dibuktikan dengan logika. Kebenaran adalah sesuatu hal yang harus diyakini, ditaati, dan dipatuhi, meskipun kadang sesuatu yang benar itu tidak sejalan dengan akal pikiran kita saat ini.

Sebenarnya diskusi tadi memang hanya membahas mengenai sejarah (gw ingatkan kembali). Namun lucu rasanya jika kita tidak meyakini apa yang benar-benar terjadi kala itu sehingga kita bisa menarik hikmah kemudian menerapkannya dalam kehidupan hari ini dan masa yang akan datang.

Teringat perkataan seorang teman, agak aneh rasanya jika ada orang yang mengetahui dan memahami, atau mungkin meyakini bahwa ada sesuatu yang benar namun tidak pernah (atau jarang) dilakukannya. Sebagai contoh, agak aneh rasanya ketika kita diperingatkan bahwa ada bom di dalam sebuah ruangan tempat kita berdiri namun kita tetap tidak melarikan diri dan menganggap tidak terjadi apa-apa.

Menurut gw pribadi, kalau kita yakin bahwa bom tersebut akan meledak dalam waktu dekat ini, seharusnya kita segera berlari dan menyelamatkan diri, karena jika bom itu meledak dan kita belum sempat melarikan diri maka kita pun akan ikut terbakar dan mati. Hal ini logis dan rupanya hal ini sudah dapat dibuktikan dengan fisik dan sudah sangat menjadi common sense diantara kita sesama manusia.

Lalu bagaimana dengan perintah agama yang belum pernah ada manusia di bumi ini yang pernah membuktikannya. Yang gw bicarakan di sini bukan hanya perkara ancaman hukuman ataupun janji kenikmatan dari Tuhan. Tapi lebih dari itu, konsekuensi yang menurut gw (lagi-lagi) amat logis.

Mari sejenak kita belajar kembali matematika dasar.
Dalam ilmu logika matematika, terdapat istilah implikasi yang biasanya dikenal dengan premis jika-maka dan disimbolkan dengan p -> q, artinya jika p, maka q. Dimana p adalah hipotesa dan q adalah konklusi. Sedangkan kontraposisi dari implikasi p -> q adalah ~q -> ~p, artinya jika tidak q, maka tidak akan p.

"Jika engkau mematuhi perintah Tuhanmu, maka surga balasannya."

Begitulah bunyi premis perintah agama yang biasa kita dengar dan ketika premis di atas dibuat kontraposisinya kira-kira beginilah bunyinya.

"Jika bukan surga balasannya, maka engkau tidak mematuhi perintah Tuhanmu."
atau dalam bahasa yang lebih ekstrim dan jelas.
"Jika dibalas dengan neraka, artinya engkau tidak mematuhi peruntah-Nya."

Apakah yang demikian itu tidak logis?
Atau memang kita hanya membutuhkan pembuktian fisik?
Lalu adakah salah satu dari kita yang mampu membuktikan itu?
Atau kita hanya menunggu hal itu mampu menjadi common sense dengan sendirinya?

Gw rasa setiap orang beragama harusnya mampu menjawab setiap pertanyaan di atas.
Lain halnya jika definisi kata beragama yang gw miliki berbeda dengan orang lain. Gw rasa tidak demikian.