Halo, Kawan!!
Ya, Kawan. Lebih tepat kugunakan untuk merepresentasikan rekan-rekan
kerjaku di Pemalang sekitar 9 bulan yang lalu. Terutama penghuni Mess Trans
Quality berisikan anak-anak muda yang (mudah-mudahan) berbakat dan bersemangat,
meskipun ada beberapa yang tidak bisa dibilang muda, tapi masih berjiwa muda.
Hehehe.
Ya, 9 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang ibu
mengandung anaknya hingga sang anak siap menghadapi kerasnya dunia persilatan. Begitu pula yang aku alami, 9 bulan ditempa dalam kandungan
Proyek PDGT Pemalang dengan segala kelebihan dan kekurangannya, akhirnya tiba
masaku untuk lahir ke dunia dan menghadapi berbagai tantangan yang lebih
berwarna.
Ya, warna. Mereka telah memberikan titik-titik warna. Titik-titik
yang kemudian kurangkai menjadi sebuah garis dan pola dalam mengisi kanvas
hidupku.
Pepatah berkata, “pengalaman adalah guru yang paling
berharga”, dan kurasakan itu. Pengalaman itu muncul dari sebuah sistem ekologi
yang tersusun atas elemen biotik dan abiotik. Tanah, air, angin sepoi-sepoi,
serta sinar mentari Pantai Utara Jawa merupakan elemen abiotik dalam
pengalamanku di Pemalang. Sedangkan elemen abiotik-nya adalah mereka, ya,
mereka. Makhluk-makhluk ajaib yang terdampar bersamaku dengan seragam dan
bendera yang sama melebur jadi satu, hingga waktunya aku harus pergi dan
menggapai impianku sendiri.
Aku memang egois. Kita memang egois.
Karena sesungguhnya masing-masing dari kita punya mimpi yang
harus dan mampu dicapai oleh dan hanya oleh kita sendiri. Tidak dengan siapa-siapa.
Inilah hidup, Kawan!
Keras seperti batu. Tajam seperti pisau. Dan liar seperti
kita.
Bukan rimba. Bukan.
Kita lebih liar dari rimba.
Karena kita muda, bisa, dan berbahaya.
Ingat, Kawan!
Kelak akan tiba masamu untuk lahir ke dunia. Dunia baru.
Jauh berbeda dengan di dalam kandungan ibu, yang mau tidak mau harus kau hadapi
itu.
Ini bukan masalah Sirandu, atau Pemandian Air Panas Guci
itu. Ini masalah hidup. Hidupku atau hidupmu. Meskipun tak ada yang tahu apakah
kelak hidupku masih akan bertemu lagi dengan hidupmu.
Hiduplah sehidup-hidupnya, Kawan!!
Karena kita muda, bisa, dan berbahaya.
Tulisan ini kupersembahkan untukmu, Kawanku di Pemalang