permisiiiii..

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
hanya manusia biasa yang tidak sempurna tapi selalu ingin sesuatu yang luar biasa meskipun sampai harus ke luar angkasa.

Sabtu, 04 Desember 2010

Seseorang Bicara, Wakil Presiden Tak Pernah Bicara

Sabtu sore, H-2 UAS Semester Ganjil T.A. 2010/2011.
Awalnya iseng, tapi ketagihan.
Inilah yang berhasil ku temukan.


"Aku punya Wakil Presiden, tapi di Negeriku dia hanya pajangan. Ditaruh di foto sebelah kanan samping burung garuda. Dia tak pernah bicara. Sedemikian pendiamnya sampai-sampai setiap momen dan peristiwa negeri tak pernah ditanggapinya. Berbeda dengan Wakil Presiden yang dulu, yang lebih lincah, lebih banyak bicara, lebih banyak bersuara, lebih banyak bertindak. Sampai-sampai Rakyat lupa yang Presidennya mana, Wakil Presidennya mana?

Apa jangan-jangan karena itu, ya…. Presiden memilih wakilnya yang pendiam. Asli pendiam dan tak banyak bicara, ah, bukan tak banyak bicara, tapi tak mau bicara. Jadi cukup, tiap hari ngantor saja. Nanti kalau Presiden ke luar negeri atau sedang flu, menggantikan membuka acara peresmian ini itu, acara kenegaraan ini itu, dan perayaan hari anu.

Baca di koran Kompas dulu sih, katanya Wakil Presiden puasa bicara sama Pers. Tapi, masa puasa berbulan-bulan lamanya. Nanti kelu lidahnya. Ah, barangkali tak puasa. Tapi karena memang sedemikian patuhnya dengan perintah Presiden supanya jangan banyak bicara. Dan ‘jangan banyak bicara’ pun diartikan ‘nggak boleh bicara’.

Akhirnya memang tak pernah aku membaca komentarnya atas masalah bangsa yang jadi judul berita koran, kayak wakil presiden yang dulu itu yang selalu jadi buruan pers. Masalah sebegitu seliweran silih berganti, tak ada satu pun yang dikomeni wakil presidenku. Padahal dulu, untuk masalah gawat soal naiknya BBM, wakil presidennya yang mengumumkan. Lalu pas giliran BBM diturunkan Presidennya yang tampil.

Kemaren wong Jogya bercurhat ria ke kediaman wakil presiden di Jogya. Paling tidak berharap wakil presiden membela soal ‘daerah yang nggak akan diistimewakan’. Lha, salah satu kediamannya kan di Jogya. Tapi, boro-boro membela. Wakil Presiden yang punya rumah di jogya, ya, tetap diam saja. Ya, yang ngomong tetap Presidennya….

Saya sama Sultan nggak ada masalah apa-apa dibentur-benturkan sama ……’ begitu sebagian kutipan omongan Presiden. Dan omongan ini ujung-ujungnya menyalahkan siapa lagi kalau bukan media. Ya, ya, ya. Media selalu salah. Media selalu pandai ‘membentur-benturkan’. Itu makanya, Presiden tak pernah salah. Yang mengutip berita yang selalu bego….

Intinya begitu kira-kira."
Sumber : di sini


Gimana??
Ada komentar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar